Sabtu, 10 Januari 2009


Meraih nilai tertinggi sepanjang sejarah DCI (Drum Corps International) adalah impian tiap drum corps yang bertanding di kompetisi ini. DCI sendiri adalah salah satu kompetisi marching band nomor satu di dunia yang didirikan oleh organisasi non-profit di Amerika Utara yang bertujuan mengatur dan menyalurkan kegiatan positif dari drum and bugle corps asal Amerika seperti pertandingan marching band taraf internasional bernama Drum Corps International Summer Music Games. Unit drum and bugle corps yang sering mengikuti kompetisi ini salah satunya adalah Blue Devils, The Cavaliers, The Cadets of Bergen County, dan Phantom Regiment.

Prestasi yang membanggakan untuk The Cavaliers yang akhirnya mampu memecahkan rekor nilai tertinggi DCI yang selama ini dipegang Santa Clara Vanguard (SCV) dari tahun 1989 dengan nilai 98,8 dimana tema yang dibawa adalah “Phantom of The Opera”. The Cavaliers sendiri berhasil memperoleh nilai 99,15 pada tahun 2002 dengan program mereka yang berjudul “Frameworks”. Program ini memang sangat hebat. Dilihat dari segi general effect, visual, dan music The Cavaliers sangat pantas untuk menjadi juara pada tahun 2002 sekaligus memecahkan rekor nilai tertinggi DCI.

Keberhasilan The Cavaliers tidak menyurutkan semangat unit lain untuk memecahkan rekor nilai tertinggi yang dipegang oleh tim ini. Pada tahun 2005, The Cadets of Bergen County berhasil menyamakan nilai dan menjuarai DCI 2005 dari program mereka yang berjudul “The Zone: Dreamscapes in Four Parts with A Door”. Penampilan The Cadets ini dapat dikatakan cukup pintar. Mereka mampu membuat penonton mengikuti jalan cerita dari tema mereka. Satu atribut yang digunakan selama penampilan yaitu sebuah pintu yang diletakkan di tengah lapangan. Pintu ini menjadi pintu yang seolah-olah dapat mengubah dunia seseorang. Dalam hal ini yang berperan untuk aksi ini adalah pemain benderanya. Keunggulan The Cadets sendiri adalah tema yang dibawa seperti sebuah jalan cerita yang mengalir. Tim ini juga membuat kejutan yang tidak disangka-sangka saat final, dimana bagian terakhir dari penampilan mereka, keluarlah seorang pemain bendera yang memakai kostum juri dari pintu tersebut, sambil berakting sombong dan menunjuk-nunjuk kesalahan pemain. Memang program yang dibawa The Cadets sangat fantastik dan kreatif. Oleh karena itu, The Cadets of Bergen County pantas meraih nilai tertinggi DCI sepanjang sejarah bersama dengan The Cavaliers.


Lambang organisasi PDBI berbentuk bunga teratai dengan lima sudut dan warna dasar biru. Di tengah lingkaran berbentuk cincin, terdapat peralatan drumb band yang berupa : 1 buah bell lyra, satu buah drum dan satu buah tongkat Dum Mayor, berwarna merah, putih dan kuning.

Arti bentuk :

Bunga teratai : Warga PDBI selalu siap dalam membina generasi muda, mendidik tunas-tunas bangsa.

Cincin : Lambang keolahragaan amatirisme, bahwa dengan olahraga kita bina bangsa menuju maysarakat yang sehat sejahtera.

Alat Drumband : Dengan hentakan dan dentuman suara drum, serta dentingan Bell lyra yang lengking mengalun merdu, senada dan seirama, sehingga mampu membangkitkan semangat cinta tanah air, Indonesia.

Arti warna :

Biru : Sebagai dasar lambang damai, abadi dan sejahtera

Kuning : Lima sudut bunga teratai dan cincin amatirisme ; keluhuran cita-cita PDBI yangberlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Putih : Huruf-huruf Persatuan Drum Band Indonesia, kesucian perjuangan amatirisme Persatuan Drum Band Indonesia.

Merah : Tongkat Drum Mayor dan Drum, keberanian, kedisiplinan, satria dalam perjuangan meninggikan nama bangsa dan negara.

Sejarah Singkat

Drumband di Indonesia sebetulnya sudah banyak sekali penggemarnya namun dalam sejarah berdirinya, organisasi ini belum lama ada. Itupun muncul atas desakan keras dari Dinas olahraga DKI Jaya dan KONI DKI Jaya oleh karena itu Yayasan Dharma Wanodya, sebuah perkumpulan Drumband di Jakarta, pada tanggal 25 September 1977 mengambil prakarsa untuk mengadakan pertemuan dengan seluruh perkumpulan drumband yang ada di DKI Jakarta Raya. Pertemuan pertama tersebut berlanjut dengan pertemuan kedua tanggal 7 Oktober 1977. Atas keputusan pertemuan tersebut, dibentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang, untuk mempersiapkan pembentukan wadah organisasi drumband. Kelima orang itu adalah B. Nurdanadharma, Gusanto Mulyohardjo, Drs. Zaidan Hendy, Slamet Nugrahono dan E. Sukarno. Bahkan Pemerintah DKI Jaya mendesak lebih lanjut untuk secepatnya, organisasi itu terbentuk dengan S.K. Gubernur KDH DKI Jaya No. 700 yang isinya menentukan bahwa kegiatan drumband dibina oleh Dinas Olahraga dan KONI DKI Jaya.

Singkatnya pada Desember 1977, terbentuklah PB. PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia) dengan beberapa peraturan yang masih bersifat sementara, termasuk Anggaran Dasarnya. Menurut perhitungan yang ada jumlah unit drumband di seluruh Indonesia lebih banyak dari pada apa yang tercatat sebanyak 84 drumband. Kenyataannya setelah diadakan hubungan dengan semua Bupati maupun Walikota seluruh wilayah Indonesia, mendapat tanggapan positif, dan terdaftar 400 unit drumband, yang tersebar di 25 prospinsi. Dari sekian banyak unit drumband itu, ternyata yang pernah ikut dalam kejuaraan-kejuaraan Terbuka Drumband Jakarta, Piala Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta Kejuaraan Nasional. Selain itu masih ada kejuaraan-kejuaraan di daerah-daerah, seperti di Surabaya, Purwokerto, Medan dan lain-lainnya. Hingga saat ini belum ada standarisasi mengenai peraturan perlombaan. Sedang yang dipergunakan adalah peraturan penerapan beberapa aspek olahraga terkandung dalam kegiatan drumband seperti : aspek pendidikan, kesehatan, prestatief, dan terakhir Hankamnas dalam rangka ketahanan nasional.

Unsur-unsur Gerakan Olahraga dalam Drumband

Drumband suatu kegiatan yang mengadung gerakan-gerakan di tempat dan berjalan, yang mengandung unsur-unsur :

1. Gerakan Pelepasan/Perenggangan, yang ditampilkan dalam memukul, gerakan-gerakan lengan dan kepala dari penata rama (Mayor/Mayorette), dalam memberikan aba-aba para pemain drumband.

2. Gerakan Penguatan, semua pemain drumband harus memiliki kekuatan otot guna membawa peralatan drumband.

3. Gerakan Ketangkasan/Kekuatan, ini dapat dilihat dalam Pom-Pom Girl, Baton Twilers, Colourguard dan ketangkasan drum mayor dalam gerakan membawa, melempar menangkap stik, mengambil, memainkan alat tersebut, membuat koreografi sesuatu instruksi

4. Gerakan Keindahan, merupakan gabungan gerakan secara keseluruhan dari pada pemain drumband, keterampilan, kelincahan pemain drum dan penata rama, mengandung gerakan yang indah/estetis.

5. Koordinasi, permainan drumband merupakan perpaduan dari koordinasi para pemain, baik penampilan maupun gerakan seluruh bagian-bagian tubuh mereka.

Mengenal Olahraga Drumband

Drumband cabang olahraga yang dilakukan secara berkelompok melibatkan berbagai peralatan dan gerakannya diikuti musik yang mereka mainkan. Karena masuk olahraga berkelompok, maka dumband banyak sekali menemui faktor kesulitan.

Seperti cabang olahraga lainnya, drumband juga dibagi dalam beberapa peringkat (kelas-kelas) yaitu Kelas A dan Kelas B. Kelas A, peralatannya dibatasi dengan alat-alat pukul atau disebut perkusi.

Kelas A, ini dibagi dalam 4 Divisi :

- Divisi I
- Divisi II
- Divisi III
- Divisi IV.

Sedang Kelas B adalah unit drumband yang peralatannya tidak dibatasi. Artinya boleh ditambahn dengan instrumen tiup. Ada dua Divisi Kelas B, Divisi I dan Divisi II. Penentuan peringkat divisi berdasarkan prestasi yang pernah diperoleh dalam perlombaan, festival atau seleksi yang pernah diadakan PDBI Pusat dan Daerah. Sedang Kelas A Divisi IV peserta baru, atau unit pemula perlombaan. Sedang dipergunakan adalah peraturan yang dihasilkan dalam ongress, yangmasih pula disampaikan untuk diberlakukan secara nasional.

Kenyataan pula bahwa mutu dan perlengkapan dari masing-masing unit drumband yang ada tidaklah sama. Untuk itu tugas PB. PDBI berusaha meningkatkan unit-unit drumband tersebut. Diusahakan pula untuk mendatangkan pelatih-pelatih luar negeri, namun berhubung faktor dana, hingga kini belum dapat terlaksana. Diterbitkan pula semacam buletin, yang diedarkan ke seluruh perwakilan atau anggota agar dapat bermanfaat bagi pengembangan mutu drumband.

Majalah tersebut diberi nama Berita Drumband Corp.

Keanggotaan PDBI dalam organisasi internasional hingga saat ini belum ada. Sebab memang belum ada wadah yang bersifat global di internasional. Tetapi PDBI turut serta aktif dalam pembentukan organisasi tingkat regional di Tokyo, Jepang. Organisasi regional tersebut diberi nama SABDA (South East Asia Band Directors Association), terbentuk tanggal 4 Nopember 1980.

Badan Internasional yagn lain bersifat federasi yang dinamakan Wolrd Baton Twirling Federation (WBTF), dalam bulan Agustu 1981 dipersilakan hadir pada pertemuan di Nice, Perancis. Sayang PDBI tidak bisa hadir, karena tiada dana untuk pemberangkatan.

Di tahun 1980/1981, PDBI telah mempunyai 7 Komda (Komisariat Daerah) yaitu Komda Sumatera Utara, Komda Lampung, Komda DKI Jaya, Komda Jawa Barat, Komda Jawa Tengah, Komda D.I. Yogyakarta, dan Komda Jawa Timur. Sekarang PDBI telah memiliki 11 Komda di 11 Propinsi dengan jumlah keseluruhan ada 635 unit drumband di seluruh Indonesia.

Drumband sebagai salah satu bentuk kegiatan olahraga

Semenjak Drumband mempunyai organisasi pusat dan diakui sekaligus menjadi anggota KONI Pusat, maka dengan sendirinya kegiatan ini adalah bentuk kegiatan olahraga, bukan sekedar hobi atau rekreasi semata. Kegiatan drumband pada hakekatnya tak dapat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan generasi muda Indonesia, yang dipersiapkan dalam rangka Pembangunan Bangsa dan Negara.

Sebab drumband yang kegiatannya di dalamnya mengandung nilai-nilai keolahragaan, antara lain : disiplin, kreativitas, tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri, sportivitas, semangat juang, prestasi dan kerjasama. Jenis-jenis nomor yang diperlombakan dalam kejuaraan drumband, dibagi dua, beregu dan perorangan. Beregu ada dua nomor, baris berbaris dan lomba display. Sedang perorangan terdiri dari nomor-nomor lomba Drum Mayor, Snare/Parade Drum, Bell Lyra, Sangkakala, Terompet, Bugle, Suling dan Melodica.


Ini dia anak-anak dari scout crew MAnDUTA sedang unjuk gaya di PONDOK MODERN DARUSALAM GONTOR (PMDG) hebatkan1 kegiatan ini di ketuai oleh K KHIRZUN NADA H selaku teman sebangku saya gitu. Alasan Scout Crew MANDUTA ke Gontor Adalah untuk Studi Banding di gontor. Hal inibeasamaan pula dengan JAMRANA(jambore raimuna)
AlhamdulilAh Genta Nada All Star dari MAN 2 Tulungagung telah berhasil menggondol 9 piala dalam Kejuaraan Terbuka Ansor Ban Kopetitiondi Kediri pada tanggal 20 juni 2008 lalu. Piala-piala yang dapat di gondol antara lain: 1. juara 1 Gitapati
2. juara 1 Analisa Musik
3. juara 2 Unjuk Gelar
4. juara 2 Paramanandi
5. juara 3 Colour Guard
6. juara 3 General effeck
7. juara harapan 2 kirab
8. juara 3 tinkat umum
9. juara 2 Ujuk Gelar babak Penyisihan.
Ini adalah gelar terbaik yang pernah si raih oleh Genta Nada All Star.
Drumband Genta Nada MAN 2 Tulungagung Raih Sembilan Tropi dalam Anshor Competition Se-Jatim
Beranggotakan Pemain Amatir, Baru Pertama Kali Tampil

Meski anggota masih tergolong amatir, namun prestasi grup Drumband Genta Nada MAN 2 Tulungagung patut diacungi jempol. Mereka memboyong

sembilan tropi dalam Anshor Band Competition se-Jatim yang digelar di Kediri pada 30 Juni lalu.

Titin Ratna, Ratu

-------------------------------------------------

Sekitar pukul 09.00 RaTu tiba di MAN 2 Tulungagung di Jalan Ki Mangun Sarkoro. Kesembilan tropi langsung dipamerkan. Satu per satu ditunjukkan. Yakni Juara 1 Gitapati, serta Analisa Musik untuk Divisi Lanjutan/Umum. Juara dua unjuk gelar divisi umum yakni diantara delapan peserta, serta juara dua unjuk gelar untuk semua peserta sebanyak 23 grup drumband.

Juga satu lagi juara dua untuk Paramanandi atau biasa disebut mayoret. Ada lagi juara tiga Colour Guard divisi lanjutan/umum, serta General Effect untuk divisi lanjutan. Satu tropi untuk juara harapan Lomba Kirab dan tropi terakhir juara umum nomor tiga tingkat Jawa Timur. "Rasanya bangga sekali. Ini penampilan pertama kami yang langsung dapat banyak juara," ucap Fia Izzatul Muna, sang Gitapati.

Diungkapkan pelajar yang baru naik ke kelas dua ini, dia mengendalikan 42 siswa dalam grup yang dipimpinnya. Jumlah tersebut terdiri dari pemain colour guard atau yang memainkan bendera. Ada juga bagin perkusi, tiup, belera, simbal dan lainnya. Tugas Ifa -begitu dia biasa dipanggil- mengendalikan semua pemain agar bisa padu, baik gerakan maupun tempo musik yang dimainkan. "Yang paling berat menguasai tempo," ucap Ifa.

Beruntung Ifa sebelumnya sudah mengenal drumband saat duduk di bangku MTsN Karangrejo. Saat itu dia menjadi mayoret. Karena itu waktu masuk ke MAN 2, dia langsung memilih drumband untuk kegiatan esktranya. "Kemarin pas latihan sering salah, tapi pas lomba alhamdulillah lancar. Cuma suaranya kayak mau habis buat teriak-teriak," ucap gadis yang murah senyum ini.

Sementara itu pemenang juara dua Paramanandi Asri Dwi Wulandari juga mengaku senang atas prestasi yang diraihnya. Sebagai paramanandi atau mayoret Asri harus ahli memainkan stok (tongkat mayoret). "Tantangannya gimana stok tidak jatuh, serta harus bisa lincah agar tidak monoton," ucap Asri.

Anshor Band Competition digelar pada 28-30 Juni lalu. Pada lomba di lapangan MAN 3 Kediri ini grup drumband dari berbagai daerah ikut serta. Mereka meramaikan ulang tahun Ansor VII. Sedangkan Drumband Genta Nada MAN 2 Tulungagung pada lomba ini mengeluarkan para pemain yang masih amatir. Mereka adalah para pelajar kelas satu yang sekarang naik ke kelas dua. Sementara senior mereka ada di kelas lebih atas.

Selama tampil mereka dinilai oleh juri yang nantinya ditugaskan pada PON Kaltim. Sehingga pada even tersebut menjadi latihan terakhir bagi para tim juri tersebut. "Tentu masih ada kesalahan yang kami lakukan, makanya kami masih perlu latihan terus untuk persiapan even lebih besar lagi," ucap Asri.

Marching band adalah sekumpulan orang yang memainkan suatu lagu atau repertoar lengkap dengan koreografinya dan memainkannya dengan berbaris (march). Alat musik yang dimainkan ialah jenis perkusi dan tiup yang juga di hiasi dengan para penari atau color guard

Konon, Marching Band lahir pada paska Perang Dunia ke II. Bermula dari prakarsa para veteran PD II untuk mengenang patriotisme mereka. Bersama generasi muda yang ada dilingkungannya, mereka membentuk korps musik dengan memainkan lagu-lagu mars nostalgia PD II sambil ber-parade keliling kota dalam acara-acara ceremonial maupun celebration. Kini Marching Band kian berkembang dan menjadi sebuah kegiatan yang sangat positif dan tidak hanya terbatas pada kegiatan parade saja, Marching Band sudah merupakan jenis entertain musical show yang kaya akan warna-warna artistikal, baik musikal maupun visual. Oleh karenanya mereka tidak terbatas memainkan lagu-lagu mars, lagu-lagu Pop, Jazz dan bahkan lagu-lagu Klasik dan Opera kini merupakan bagian dari musical program mereka. Dalam tuntutan perkembangannya, mereka terus menerus mengembangkan tehnik yang lebih tinggi.

tujuan utama pembinaan M.B. adalah membina kewiraan. Disamping itu Marching Band melalui musik bertujuan membina watak. Sebuah kalimat yang terkenal “Music speak better than word” memang telah teruji pada riset-riset yang dilakukan oleh para pakar dunia pendidikan. Melalui penghayatan nilai-nilai musikal dalam kegiatan pokok Marching Band, para anggota akan menjadi lebih berbudaya tinggi dan akan lebih cerdas. Kegiatan Marching Band adalah kegiatan bermain prososial atau team. Dari kelompok kecil (sectional) hingga kelompok besarnya (Korps), mereka dituntut untuk melakukan praktik team building serta melakukan aktivitas komunikasi verbal. Baik internal antar anggota, maupun unsur luar (external). Dan dari sana akan meningkatkan human skill . Dalam kegiatan harian (apel, piket dll) serta peng-organisasiannya yang menggunakan istilah militer (komandan, kepala staf dll), yang kesemuanya bertujuan untuk membina mental militer. Itu yang saya sebut “pembinaan kewiraan”.

alat-alat musik yang biasanya digunakan dalam permainan Marching band antara lain :

Terompet

Genderang

Tenor

Bass

Lira

Saxophone

Kekayaan Tak Ternilai ADA di Hutan Indonesia
Dengan luas hutan sekitar 109 juta hektar (2003), Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 di dunia, setelah Brasil dan Kongo. Tapi dari luasan hutan yang tersisa itu, hampir setengahnya terdegradasi.

Namun tak banyak yang menyadari bahwa kekayaan hutan Indonesia tidaklah sebatas kayu. Keanekaragaman flora fauna ini sangat bermanfaat, diantaranya bagi industri farmasi/kerajinan, pariwisata, dan ilmu pengetahuan. Disamping itu, hutan juga menjaga fungsi tata air, penyerap dan penyimpan karbondioksida, serta sumber air bagi kebutuhan makhluk hidup.

Masih Adakah Sisa Hutan di Indonesia?
Sejak tahun 1970 penggundulan hutan mulai marak di Indonesia. Pada tahun 1997-2000, laju kehilangan dan kerusakan hutan Indonesia mencapai 2,8 juta hektar/tahun. Saat ini diperkirakan luas hutan alam yang tersisa hanya 28%. Jika tidak segera dihentikan, maka hutan yang tersisa akan segera musnah.

Kerusakan hutan di Indonesia terutama disebabkan oleh:
- penebangan liar (illegal logging)
- kebakaran hutan dan lahan
- kegiatan penambangan
- peralihan fungsi hutan (konversi) menjadi perkebunan skala besar dan hutan tanaman industri
- penebangan yang tidak lestari (unsustainable logging)

Industri pengolahan kayu Indonesia saat ini membutuhkan sekitar 80 juta meter kubik kayu untuk memenuhi kebutuhan industri penggergajian, kayu lapis, kertas, dan pulp. Lebih dari setengahnya didapatkan dari hasil pembalakan illegal di hutan alam.

Hutan Makin Rusak, Bumi Makin Panas
Kerusakan hutan melepas emisi GRK terbesar!
Salah satu fungsi hutan adalah menyerap emisi gas karbondioksida untuk diubah menjadi oksigen. Berkurangnya luas hutan akan menyebabkan terjadinya pelepasan emisi karbon yang telah diserap oleh hutan tersebut.

Hutan Gambut: Penyerap dan Pelepas Emisi GRK terbesar
Lahan gambut merupakan penyerap emisi gas rumah kaca yang sangat signifikan. Bayangkan jika lahan gambut dibuka dan apalagi dibakar, maka emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer sangatlah besar (3 – 10 kali emisi gas rumah kaca yang dilepaskan oleh ekosistem lainnya di daratan).

Indonesia memiliki 20 juta hektar lahan gambut, sebagian besar terletak di Sumatra dan Kalimantan. Kebakaran hutan berskala besar yang terjadi tahun 1997-1998 telah melahap sekitar 10 juta hektar lahan gambut. Akibatnya, terhitung 0,81-2,57 gigaton karbon dilepas ke atmosfer. Sangat signifikan untuk mempercepat pemanasan global.

Kesimpulan:
Dengan luas sekitar 109 juta hektar, hutan Indonesia sangat berpotensi sebagai penyerap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan berbagai kegiatan manusia. Namun jika tidak dikelola dengan serius, maka hutan Indonesia juga berkontribusi mempercepat laju pemanasan global.

Belum ditambah kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar karena tingginya tingkat deforestasi di Indonesia.

Jangan tunggu sampai hutan Indonesia punah untuk bertindak!

Sharingan

Sharingan

Konco-Konco

group
Johan d'scout © 2008 Template by:
SkinCorner